Sandal jepit (sebagai salah satu alas kaki minimalis) sudah dipergunakan oleh banyak orang, namun para ahli kaki menyimpulkan bahwa sandal jepit bukanlah alas kaki yang baik. Para peneliti di Auburn University menemukan bahwa mengenakan sandal jepit dapat mengubah gaya berjalan serta mengubah gait secara perlahan yang akhirnya menyebabkan permasalahan serius pada sol kaki, tumit, pergelangan kaki dan panggul. Hal ini terjadi karena sandal jepit tidak memiliki dukungan untuk kaki, sehingga ketika dipakai, otot dan tendon kaki harus bekerja untuk mencengkram sandal dengan kuat agar tidak terlepas***.
Berangkat dari permasalahan tersbut, Tapak Barefoot Flip-Flops memiliki desain yang terinspirasi dari sandal Huarache milik suku Tarahumara di Mexico, yang dapat berlari 160 km tanpa henti dan cedera. Desain sandal Huarache yang minimalis memungkinkan kaki untuk bergerak bebas, dengan strap yang membuat sandal melekat pada kaki sehingga dapat menyesuaikan dengan kaki pemakainya secara sempurna. Fitur-fitur inilah yang menjadi basis untuk alas kaki yang sehat dan praktis, dibandingkan dengan sandal jepit.
Bersama dengan Andien Aisyah, Pyopp mempersembahkan Tapak Barefoot Flip-Flops sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang sering terjadi karena penggunaan sendal jepit. Tanpa toe box, dilengkapi dengan sol yang tipis, rata dan fleksibel serta sistem strap yang memegang kaki dengan baik—seperti kulit kedua—-Tapak Barefoot Flip-Flops siap menemani setiap langkah si kecil secara aktif, sehat dan natural, seperti yang seharusnya.
Source
Source: https://www.midtownfootcare.com/blogs/item/130-bunions-and-associated-problems
Idealnya, sudut hallux yang sempurna adalah 0°, namun masih dikategorikan normal jika sudutnya <15°
Mengapa Sudut Hallux Kaki Anak Berubah?
Sebenarnya sebagian besar anak terlahir dengan sudut hallux kaki yang sempurna. Namun ketika mereka mulai memakai sepatu yang bagian depannya menyempit, hal tersebut mempengaruhi perubahan sudut hallux mereka (1).
Sebuah penelitian(2) yang dilakukan terhadap 858 anak preschool di provinsi Austria menyatakan bahwa hanya ada 23.9% anak yang sudut kakinya lurus secara sempurna. Sisanya mereka memakai sepatu dengan ukuran yang tidak pas sehingga sudut hallux kaki mereka miring.
Source: Number of children in the 5 categories of hallux valgus angles. (source: Klein et al. [2])
Memangnya kenapa kalau sudut hallux kaki anakku miring?
Sebuah studi yang diterbitkan Journal of Foot and Ankle Surgery pada tahun 2018 menyatakan bahwa anak-anak dengan sudut hallux yang miring (bunion) memiliki pola berjalan dan tingkat keseimbangan yang berbeda dengan anak-anak tanpa bunion. Karena itu, anak-anak yang memiliki bunion lebih sulit melakukan aktivitas seperti berlari, melompat dan naik tangga. Mereka juga lebih sering mengalami nyeri kaki terutama ketika memakai sepatu yang sempit, kelak ketika dewasa.
Lalu, bagaimana cara untuk mencegahnya?
Pyopple, untuk mencegah sudut hallux miring, biasakan si kecil untuk bertelanjang kaki sesering mungkin. Jika harus memakai sepatu, pilihlah sepatu yang menyerupai bentuk kaki mereka seperti sepatu barefoot. Dan, carilah size yang sesuai (~1 cm lebih panjang dari panjang kaki).
Source:
Why Being Barefoot is The Best
I. Barefoot is best for natural foot development
We may never notice that shoes actually change the shape of our feet over our lives. If you take a look at newborn’s feet: the foot gets wider as it progresses to the tip of the toes. But if we see adult’s foot: the widest part is the ball then the toes pinch inward. It is the effect of wearing shoes that has changed the shape of the foot. Basically the modern shoes doesn’t follow the shape of the foot, instead the shoes are made to get the feet have to fit into.
It starts with babies & toddlers, when cartilage and soft bones are still developing. Then that will change the natural shape of their feet and the natural condition of the foot itself. That’s also why most babies are born with completely healthy feet while most adults have a problem with their feet (knees, heels, low back part, and so on).
We also walk by using certain muscles on our feet to interact with the ground that could make us “walk”. Shoes sole that are too thick and not flexible will have the kids use the other wrong muscles to walk, while this is unnatural.
Moreover, imagines if the shoes are stiff and rough (like the trendy stiff boots), it will deform the soft bones of the kids even further and disrupt the natural foot development.
II. Barefoot enable them learning about sensory
Walking barefoot helps babies and toddlers in developing their feet muscles & ligaments. It is necessary to develop good posture, increase strength, and improve their awareness of things around them,” said Tracy Bryne, a podiatrist specializing in podopediatrics.
That explains why little kids keep their heads up while walking barefoot, because they got feet sensory response from the ground that make it’s not necessary to look down so often that will cause off balance and fall.
III. Barefoot is easy and light for babies that are learning to walk
If babies have no “burden” that is heavy on their feet, plus sensory they are getting from the surface, it will be easier for them to learn to walk.
IV. Barefoot is comfortable and prevent smell from the babies’ feet
Babies’ feet sweats a lot, like twice compared to our feet. Therefore, it will be uncomfortable for them to use shoes that are not breathable. Besides, trapped moist in the shoes could provoke the growth of bacterias and molds causing feet to smell. Therefore, if your babies’ feet tend to smell when wearing shoes, change the shoes with the ones that are breathable: mesh and genuine leather are the best as they have natural pores like human skin that allows the water and air to evaporate naturally.
However, babies’ feet certainly need protection from outdoor circumstances like cold/hot temperature & rough surface that makes wearing shoes is unavoidable. Therefore, buying a pair of good shoes is a must investment for your child’s podiatric and orthopedic future health (this is why most babies start with a healthy feet and a lot of adults have foot problems).
]]>
Hello Pyopple! Our hands are very much used to doing daily activities like writing, drawing, tapping on the Ipad also counts! But how about their feet and toes? Pyopp team gets a chance to talk to Dr. Hanto today, as he shares some barefoot games for stronger feet and also an instant fun!
Q: Hello doctor! Are there some exercises/games specifically made to strengthen feet muscles?
A: There is a training called Foot Gymnastics, specifically designed to help the development of feet, ankles and soles. This training can be done by and can be beneficial for kids and adults. For kids, it will help them keep a healthy foot structure. As for adults, these games will help to strengthen the feet and combat early signs of flat feet, plantar fasciitis, in-toeing or out-toeing and other foot problems.
These games/training follow the barefoot principles, so be sure to do it barefoot and encourage children to really move their feet, sole, ankles and calf while playing.
Indonesian ver.
Hi Mamas, tangan beserta jari tangan anak-anak (dan juga kita) boleh dibilang sudah banyak sekali melakukan aktivitas fisik: menulis, menggambar, dan.. main iPad juga termasuk hehe! Tetapi bagaimana dengan kaki dan jari kaki mereka? Berikut merupakan informasi dari dr Hanto mengenai permainan yang bisa Mamas mainkan bersama anak-anak untuk menguatkan dan menyehatkan kaki mereka dan… have an instant time of healthy fun! Sembari bersenang-senang, bersehat-sehat pula :)
Q: Hi Dok, Apakah ada permainan untuk menguatkan otot kaki? Jika Ada, tolong berikan contohnya ya!
A : Ada suatu metode permainan atau latihan yang dirancang untuk membantu perkembangan dan memperkuat kaki serta pergelangan kaki dan kaki bagian bawah, yang disebut Foot Gymnastic. Permainan ini dapat dilakukan dan bermanfaat baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.
Pada anak-anak permainan ini akan membantu menjaga struktur kaki anak-anak sehat, normal dan kuat. Sedangkan pada orang dewasa, permainan ini dapat membantu memperkuat otot kaki dan sebagai terapi awal bila terdapat tanda-tanda kaki datar, nyeri pada telapak kaki (plantar fasciitis), masalah gaya berjalan (in-toeing atau out-toeing) dan masalah kaki lainnya.
Prinsip permainan dan latihan ini adalah permainan bertelanjang kaki (barefoot), yang bersifat menghibur dan merupakan cara-cara yang sehat untuk menjaga anak-anak kuat dan kompeten secara fisik. Ingatlah untuk melakukan semua kegiatan ini sambil bertelanjang kaki dan pastikan untuk mendorong anak-anak untuk benar-benar menggerakkan jari-jari kaki, telapak kaki, pergelangan kaki dan betis saat bermain.
Banyak permainan atau kegiatan lain yang bisa dilakukan dengan kaki telanjang (barefoot) yang bisa membantu melatih kekuatan otot kaki misalnya berlari di pantai, senam, gymnastic yang memerlukan keseimbangan kaki, dan memanjat dengan kaki telanjang. Semua kegiatan tersebut tentu harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan pengawasan.
Itu adalah contoh permainan dan kegiatan untuk melatih perkembangan dan kekuatan otot kaki. Kegiatan tersebut baik bila dilakukan secara teratur dan tentu saja dapat dimodifikasi sesuai dengan usia anak.
Salam,
Dr. Hantonius
Q: My son is 16 months old and he tiptoes when he walks. Is this normal? How can I prevent my child from walking on tiptoes again?
A: Toe walking in children is very common, about 5% of children have experienced toe walking. The causes are very broad ranging from physiological/idiopathic toe walking conditions or the presence of pathological conditions. Several things need to be asked & noticed to find out what causes it.
Q: Can the child walk normally when asked to or can the child walk on tiptoe continuously?
A: If the child can walk normally (without pain and discomfort) when asked, this is most likely a normal/idiopathic condition. This is sometimes encountered until the age of 2-3 years. It is necessary to ask the child why he is walking on tiptoe. Perhaps the child feels his feet are dirty or cold when walking normally so he walks on tiptoe. Sometimes the answer from the child gives an explanation & solves the simple cause.
If there is no history of injury but the child feels pain or discomfort, sensory problems should be considered. Also pay attention to the child's growth and development, whether the child is developing normally because most of the sensory problems are related to other diseases such as Autism, Attention Deficit Hyperactivity Disorder and other diseases. So it is necessary to conduct further examination of the child's growth and development.
If the patient is unable to walk normally when asked to do so, pay attention to whether the child's toe walk occurs in one or both legs.
One-legged toe walking is almost certainly an anatomical problem in the child's foot. Pay attention to the length of the child's lower leg, whether the lower leg is the same length. Lower limbs that are not symmetrical, especially if the difference is above 2 cm, will make the child try to compensate by walking on tiptoe. A simple way to measure the length of the lower leg is to measure with a tape measure, the distance between the patella/knee bone and the inner ankle bone is compared between the two legs (a more detailed examination of course must be done by a doctor). If it turns out that the lower leg is one-sided, of course a follow-up examination by an orthopedic doctor is necessary.
If it turns out that the length of the two lower legs is the same, check whether the child can perfectly tread on the ground with the feet at 90 degrees to the lower legs (check in 2 situations: when the knee is perfectly straight and when the knee is bent). If the child is unable to tread a complete 90 degrees, there may be tension or shortening of the tendon in the heel/Achilles tendon.
Toe walk on both feet, the cause may be more systemic / more extensive. There are several possibilities, either muscle problems, peripheral nerves or problems in the central nervous system (brain and spine). Possible causes:
Muscles: Atrophy / muscle wasting / Duschene Muscular Dystrophy
Peripheral nerves: Charcot Marie Tooth Disease
But the most common is a problem in the central nervous system: Cerebral Palsy spastic diplegic type. Problems that are anatomical and systemic certainly require further examination by an Orthopedic doctor to determine the main cause and further treatment.
Q: What is the effect if the child is left standing on tiptoe?
A: If the child continues to tiptoe it will cause problems in the growth of the lower legs and feet. There will be shortening of muscles and tendons, stiffness in the joints and disturbances in gait / gait pattern as a whole.
Q: What is the correct treatment?
A: Treatment is always based on the cause:
Idiopathic toe walking disorder, initially only observed and explained to children. If the disorder persists, it may be necessary to install an AFO (Ankle Foot Orthosis) to keep the foot in a perfect 90 degree tread position and stretch physiotherapy to prevent joint stiffness and muscle and tendon tension.
Anatomical disorders. In children with one-sided long legs, in the initial phase it is necessary to install shoes with one-sided high insoles (on the shorter leg) so that the child walks normally.
For muscle and tendon stiffness, physiotherapy is initially performed to relax the muscles and tendons. If this does not work, it may be necessary to perform tendon lengthening surgery.
Systemic disorders, it is necessary to do multi-disciplinary treatment and involve several doctors & medical personnel because it is necessary to solve the problem as a whole.
The following is an explanation of the toe walk. The problem seems simple but is very broad. Please ask if you have further questions regarding toe walking.
Regards,
Dr. Hantonius
I myself gave additional questions to Dr. Hanto and from his answers, here are the conclusions:
Toe walking is sometimes part of a learning to walk process that can "get better" over time, as long as the child does not continue toe walking. Generally, toe walking will go away on its own at about 2 years of age. However, as a precaution, observe your child's tiptoes:
Idiopathic toe is if the congenital toe continues but can walk normally when requested. Pathological tiptoe is if the child continues to tiptoe & can't walk normally.
Standing on tiptoe due to learning to walk & idiopathic condition of the feet, joints and muscles there is no problem, can move normally & can walk (but if left unchecked it can become stiff & shorten the tendons and muscles, so the child must be stimulated to put his feet on the floor, can be with positive suggestions and constantly from parents).
Pathological toe is an anatomical or systemic abnormality so that the child cannot tread normally. If this happens, contact your doctor immediately. I hope this article helps! :)
Indonesian ver.
Ask The Doctor Session : Tentang Jalan Jinjit
Q: Anak saya 16 bulan, jalannya masih jinjit, apakah ini hal normal? Bagaimana caranya supaya anak saya tidak jalan jinjit lagi?
A: Jalan jinjit pada anak sangat sering ditemui, sekitar 5% dari anak pernah mengalami jalan jinjit. Penyebabnya sangat luas mulai dari keadaan jalan jinjit fisiologis/idiopatik atau adanya keadaan patologis. Beberapa hal perlu ditanyakan & diperhatikan untuk mengetahui apa penyebabnya:
Q: Apakah anak bisa berjalan normal ketika diminta atau anak berjalan jinjit terus menerus?
A: Bila anak dapat berjalan dengan normal (tanpa rasa nyeri dan tidak nyaman) ketika diminta, kemungkinan besar ini merupakan keadaan normal / idiopatik. Hal ini kadang ditemui sampai usia 2-3 tahun. Perlu ditanyakan pada anak, mengapa dia berjalan jinjit. Apakah anak tersebut merasa kakinya kotor atau dingin ketika berjalan normal sehingga ia berjalan jinjit, kadang jawaban dari anak memberi penjelasan & menyelesaikan penyebab yang sederhana.
Bila anak dapat berjalan dengan normal namun disertai rasa nyeri atau tidak nyaman. Perlu ditanyakan apa terdapat riwayat cedera sebelumnya pada sekitar kaki, bila ya mungkin itu penyebab jalan jinjit & dapat diselesaikan dengan mengobati cedera tersebut.
Bila tidak ada riwayat cedera namun anak merasa nyeri atau ada perasaan tidak nyaman, perlu dipikirkan masalah sensorik . Perhatikan juga tumbuh kembang anak , apakah anak berkembang normal karena sebagian besar masalah sensorik berkaitan dengan penyakit lain seperti Autisme, Attention Deficit Hyperactivity Disorder dan penyakit lainnya. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai tumbuh kembang anak.
Bila pasien tidak dapat berjalan normal ketika diminta, Perhatikan apakah jalan jinjit anak terjadi pada satu atau kedua kaki.
Jalan jinjit satu kaki, hampir pasti merupakan masalah anatomis pada kaki anak. Perhatikan panjang tungkai bawah anak, apakah tungkai bawah sama panjang. Tungkai bawah yang tidak simetris terutama bila pebedaan diatas 2 cm akan membuat anak berusaha mengkompensasi dengan berjalan jinjit. Cara sederhana mengukur panjang tungkai bawah adalah dengan mengukur dengan meteran, jarak antara tulang patella/dengkul dengan tulang mata kaki bagian dalam dibandingkan antara kedua tungkai (pemeriksaan lebih mendetail tentu harus dilakukan oleh dokter). Bila ternyata tungkai bawah panjang sebelah tentu perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter Orthopaedi.
Bila ternyata panjang kedua tungkai bawah sama, periksa apakah anak dapat menapak sempurna di tanah dengan posisi kaki 90 derajat terhadap tungkai bawah (periksa pada 2 keadaan : saat posisi lutut lurus sempurna dan saat posisi lutut tertekuk). Bila anak tidak dapat menapak sempurna 90 derajat, mungkin terdapat ketegangan atau pemendekan pada tendon di tumit/ tendon Achilles.
Jalan jinjit kedua kaki, penyebabnya mungkin lebih sistemik / lebih luas. Terdapat beberapa kemungkinan baik masalah otot, saraf tepi ataupun masalah pada sistem saraf pusat (otak dan tulang belakang). Penyebab yang mungkin :
Otot: Atropi / pengecilan otot / Duschene Muscular Dystrophy
Saraf tepi: Charcot Marie Tooth Disease
Namun yg paling sering adalah masalah pada sistem saraf pusat : Cerebral Palsy tipe spastic diplegic.
Masalah-masalah yang sifatnya anatomis dan sistemik tentu memerlukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter Orthopaedi untuk menentukan penyebab utama dan pengobatan lebih lanjut.
Q: Bagaimana efeknya bila anak didiamkan berjalan jinjit?
A: Bila anak terus berjalan jinjit maka akan menimbulkan masalah pada pertumbuhan tungkai bawah dan kaki. Akan terjadi pemendekan otot dan tendon, kekakuan pada sendi dan gangguan pada gait/pola jalan secara keseluruhan.
Q: Bagaimana pengobatannya?
A: Tentu pengobatan selalu berdasarkan penyebab:
Gangguan jalan jinjit idiopatik,pada awalnya hanya dilakukan observasi & penjelasan pada anak. Bila gangguan terus berlanjut mungkin perlu dilakukan pemasangan AFO (Ankle Foot Orthosis) untuk menjaga kaki pada posisi menapak sempurna 90 derajat dan fisioterapi perenggangan untuk mencegah kekakuan sendi dan ketegangan otot dan tendon.
Gangguan anatomi, Pada anak dengan tungkai panjang sebelah, pada fase awal perlu dilakukan pemasangan sepatu dengan insole tinggi sebelah (pada kaki yang lebih pendek) sehingga anak berjalan normal.
Untuk kekakuan otot dan tendon, pada awalnya dilakukan fisioterapi untuk melemaskan otot dan tendon. Bila tidak berhasil mungkin perlu dilakukan operasi pemanjangan tendon.
Gangguan sistemik, perlu dilakukan penanganan multi disiplin dan melibatkan beberapa dokter & tenaga medis karena perlu dilakukan penyelesaian masalah secara keseluruhan.
Berikut penjelasan mengenai jalan jinjit. Masalah yang sepertinya sederhana namun ternyata sangat luas. Silakan bertanya bila ada pertanyaan lebih lanjut mengenai jalan jinjit.
Salam,
Dr Hantonius
Saya sendiri memberikan pertanyaan tambahan kepada dr Hanto dan dari jawaban beliau, berikut kesimpulannya:
Jalan jinjit terkadang merupakan bagian dari proses belajar jalan yang dapat “sembuh sendiri” seiring berjalannya waktu, selama anak tidak melakukan jalan jinjit terus-terusan. Umumnya, jalan jinjit akan hilang dengan sendirinya pada usia sekitar 2 tahun. Akan tetapi, untuk antisipasi, amati jinjit anak Mamas:
Jinjit idiopatik itu jika jalan bawaannya jinjit terus tetapi bisa jalan normal ketika diminta. Jinjit patologis itu jika anaknya injit terus & tidak bisa jalan normal.
Jinjit karena belajar jalan & idiopatik kondisi kaki, sendi, ototnya tidak ada masalah, bisa digerakkan normal & bisa menapak (tetapi kalo didiemin terus bisa jadi kaku & memendek tendon serta ototnya, jadi anak harus distimulasi untuk menapakkan kakinya ke lantai, bisa dengan sugesti positif dan terus-menerus dari orang tua).
Jinjit patologis merupakan kelainan baik anatomis atau sistemik sehingga anak tidak bisa menapak normal. Jika hal ini terjadi, segera hubungi dokter ya. Semoga artikel ini membantu ya! :)
Pyopple, please take time to bring your little ones to the beach! It’s good for them and for you too! Let them walk barefoot on the sand and play freely. I just went on a short trip to Belitung and after taking my kid to the beach I feel some short-term benefits that are significant enough to show.
Here are 4 benefits of sand that you might need to know!
Burns more calories
According to the Journal of Experimental Biology 1998* walking on sand (with or without shoes) burns more calories than walking on concrete or road. Walking on dry sand burns 2.1 - 2.7 times more than walking on wet sand. The beautiful view of the sea is another plus too!
Strengthening feet muscles
Sand has its own resistance. Walking on sand is more difficult than walking on a flat surface because on every step, our feet get buried in the sand. Hence the feet muscles and calf needs to work extra hard to lift feet up and forward. All this movement will help to strengthen the calf, ankles and feet.
Promotes better sleep
Walking barefoot on sand, especially wet sand, is a good earthing method. The theory behind earthing: the earth is filled with electric currents that can charge the human body through contact and neutralize negative ions. If your kids are having trouble falling asleep, try being barefoot more often over wet ground. My daughter is a light sleeper. She has difficulty falling asleep and is very sensitive to light and sound. But after playing in the sand for about 1 hour, she slept for 10 hours straight that night, without waking up. Besides repairing sleep quality, earthing has a lot of other health benefits for diabetics and is better for blood circulation in the heart.
You may ask, how can earthing be done for babies or kids that haven’t walked? 2 options. Let them touch the sand with their hand. If your baby is still very small, carry them while you are barefoot. Use thin clothes to allow as much skin to skin contact as possible.
Increases proprioception
Proprioception is the body’s ability to feel stimuli (usually from the feet) and adjust position and movement to maintain balance. This is also a reason why being barefoot is good for small children especially those still learning to walk. Sport shoes with cushions and thick soles will limit this learning process. Also, being barefoot will help to synergize stimuli and brain response or in other words, can boost muscle memory and intelligence!
However, there are some things we need to consider when playing on the sand. Avoid going out at noon, it is better to play in the morning or before sunset. Use sunscreen to protect the skin from UV rays. Another thing, be cautious when walking on dry sand that moves as our feet. Because this unstable/fluffy surface increases injury risk especially on the ankles. This is very similar to walking in very comfortable shoes.
With these benefits, let us take our kids to the beach!
*Journal of Experimental Biology: Mechanics and Energetics of Human Locomotion on Sand, Belgian, 1998.
Indonesian ver.
Mengapa Mama Harus Mengajak Anak ke Pantai Sekarang? Ini 4 Rahasia Pasir yang Perlu Mama Ketahui!
Hi Mamas, please take time to bring the little to the beach! It’s good for them (and for you too)! Biarkan mereka tanpa sandal/sepatu berjalan & bermain di atas pasir. Saya sendiri baru saja short break ke Belitung, dan manfaat jangka pendeknya terasa sekali di anak saya (untuk poin no 3).
Ini 4 rahasia pasir yang perlu Mama tahu;
Olahraga (yang menyenangkan pastinya)
Berjalan di pasir (dengan atau tanpa sepatu) menurut Journal of Experimental Biology 1998*, membakar lebih banyak kalori dibandingkan berjalan di aspal/trotoar. Berjalan di pasir yang kering membakar 2.1-2.7 kali lebih banyak (beautiful view of the sea is a another plus too!).
Menguatkan otot kaki
Pasir memiliki resistensi tersendiri. Berjalan di atas pasir akan terasa lebih sulit dibandingkan berjalan di jalanan yang rata. Setiap melangkah, kaki kita akan “terkubur” ke dalam pasir sehingga tiap otot kaki dan betis harus bekerja ekstra untuk mengangkat dan menggerakkan kaki ke depan. Semua ini membantu menguatkan kaki, pergelangan kaki, dan betis.
Membantu mengatasi sulit tidur
Pasir merupakan bahan dari alam, sehingga berjalan telanjang kaki di atas pasir (terutama pasir yang basah) merupakan earthing method yang baik. Teori di balik “earthing” adalah: bumi memiliki energi elektrik yang dapat masuk ke tubuh melalui telapak kaki dan menetralkan ion-ion negatif di dalam tubuh si kecil (dan tubuh kita juga). Jika anak Mamas sering sulit/rewel ketika tidur, cobalah sering-sering bertelanjang kaki di atas kaki yang basah. Anak saya bukan anak yang mudah tidur dan gampang terbangun, dia sangat peka terhadap bunyi & cahaya. Tetapi dia tidur 10 jam nonstop di malam hari tanpa nangis sedikit pun setelah main pasir sekitar 1 jam di siang harinya. Selain memperbaiki kualitas tidur, earthing memiliki banyak manfaat kesehatan lain bagi penderita diabetes dan memberikan manfaat bagi aliran darah & jantung.
Pertanyaan, apakah ada solusi earthing jika anak kita masih bayi atau belum bisa berjalan? Ada 2 solusi;
Biarkan si kecil "menyentuh" pasir dengan tangannya.Jika bayi Mama masih sangat kecil, gendonglah si kecil tanpa menggunakan alas kaki. Gunakan baju yang sangat minimalis & usahakan adanya skin contact dengan si bayi yang digendong
Meningkatkan Proprioception
Proprioception adalah kemampuan tubuh untuk merasakan stimulasi dari tubuh (biasanya kaki) terhadap posisi, gerak, & berkaitan dengan keseimbangan. Itulah sebabnya bertelanjang kaki sangat baik terutama untuk bayi yang sedang belajar jalan & masih belajar mengenai keseimbangan. Sepatu olahraga dengan bantalan (cushion) & sol yang tebal akan menghalangi proses belajar ini. Selain itu, sering bertelanjang kaki akan membantu proses sinergi stimuli dan otak, sehingga sering dikatakan bertelanjang kaki dapat membantu meningkatkan memori & kecerdasan (bagus sekali kan, Mamas?).
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berjalan di atas pasir,
Hindari bermain pasir di tengah hari yang terik. Usahakan bermain di pagi atau sore hari, dan gunakan sun screen untuk melindungi kulit si kecil dari sinar UV.
Hati-hati terutama jika berjalan di pasir yang kering, yang ikut bergerak sesuai langkah kaki kita, karena permukaan yang tidak stabil/empuk ini meningkatkan risiko injury terutama di bagian pergelangkan kaki. Hal ini sama seperti menggunakan sepatu yang terlalu empuk. Sepatu dengan sol yang datar dan tanpa/sedikit bantalan akan lebih aman bagi kaki.
Banyak sekali kan manfaatnya, Mamas? Yuk, ajak si kecil lebih sering ke pantai!
*Journal of Experimental Biology: Mechanics and Energetics of Human Locomotion on Sand, Belgian, 1998.
]]>Ballet is a form of dance and art. Therefore, it is not surprising that we want our children to start practicing ballet at an early age. However, it turns out to have an effect and a role on health. Therefore, we asked Dr. Hantonius to write down the effects of ballet dancing on children's foot health. Here's the review:
There was a question from one of the parents, regarding the effect of ballet on the child's feet & when is the best time to start ballet. I will try to explain from two sides, namely from the side of a professional dancer and from the medical side so that my answer is as objective as possible.
Ballet is a dance that really requires flexibility and balance which requires continuous practice and hard work over the years. Strength and flexibility are needed not only in the main muscles (such as the calf muscles and thigh muscles), but also in small muscles (such as the muscles in the legs) as well as joint flexibility.
Starting any skill from a small age certainly provides an advantage because young children learn a new skill faster. In starting ballet, young children have an advantage over teenagers, especially adults, namely that they have much more flexible joints, muscles and bones because their joints, muscles and bones are still growing.
From a dancer's point of view, of course this is very profitable. Balance and flexibility will be easier to train so that in the end the progress of exercise in young children will be much faster than adolescents and adults. Some ballet schools recommend starting ballet practice at the age of 6-8 years and some even recommend at the age of 4 years.
From a medical point of view, of course there are things that must be considered in ballet dancing, namely the high incidence of bunions (hallux valgus). A bunion is a deformity of the big toe, where the big toe bends or points outward from the midline of the body.
Based on research, Steinberg et al in 2013, the prevalence of bunions in young dancers (aged 8–16 years) was very high (40%), increasing from pre-pubertal age (8–10 years: 32.7%) to pubertal age (11–10 years). 13 years: 45.6%).
After conducting various studies, it was found that several factors could cause bunions in dancers, especially dancers at a young age. The main factor is wrong practice (techniques and habits) and the second is genetics. The number of exercises per week and the use of tight ballet shoes were not too significant compared to the two things.
Young children easily form habits, both good and bad. The left image shows the correct technique, while the right image shows the wrong technique. The tilted position of the ankles and thumbs in supporting body weight, will cause an uneven distribution of body weight and cause a buildup of pressure at several points.
Several other movements in ballet also require the thumb as a fulcrum. The wrong technique will certainly aggravate the deformity that can occur. In a child's foot that is still in its infancy, of course this will cause the direction of bone growth to be disrupted.
Over time, bunions will get worse and will cause complaints of pain, difficulty wearing shoes and of course not good in terms of beauty. Management of bunions starts from conservative (non-perative) , namely changing activity patterns, reducing the use of high heels, using splints until finally surgery if non-operative management fails.
So is it not medically recommended to start ballet at an early age?
Ballet is a dance that has the potential to cause problems with the feet due to the extreme position of the thumb, ankle and foot. This does not mean that ballet should not be for children, but the important thing that must be emphasized is how to choose a good ballet school and teacher so that children will practice with the correct technique, avoiding bad bad habits that can cause injuries and problems with growth and child foot development.
Regards,
Dr. Hantonius
Indonesian ver.
Menari Balet Ternyata Memiliki Efek Terhadap Kesehatan Kaki Anak. How and When to Start It Right?
Hi Mamas, Balet merupakan salah satu bentuk tari dan seni. Oleh karena itu, tidak heran jika kita ingin anak-anak kita mulai berlatih balet sejak dini. Akan tetapi, segala sesuatu ternyata memiliki efek dan peranan terhadap kesehatan. Oleh karena itu, kami meminta dr Hantonius untuk menuliskan efek dari menari balet terhadap kesehatan kaki anak. Berikut ulasannya:
Ada pertanyaan dari salah satu orang tua, mengenai efek balet pada kaki anak & kapan waktu yang terbaik untuk memulai balet. Saya akan mencoba menjelaskan dari dua sisi, yaitu dari sisi dari penari profesional dan dari sisi medis sehingga jawaban saya menjadi seobjektif mungkin.
Balet merupakan tarian yang sangat memerlukan kelenturan dan keseimbangan, untuk mencapai hal itu diperlukan latihan dan kerja keras yang terus menerus selama bertahun tahun. Kekuatan dan kelenturan diperlukan tidak hanya pada otot-otot utama (seperti otot betis dan otot paha), namun juga pada otot-otot kecil (seperti otot-otot di kaki) dan juga kelenturan sendi.
Memulai keterampilan apapun sejak usia anak kecil tentu memberikan keuntungan karena anak kecil lebih cepat mempelajari suatu keterampilan baru. Dalam memulai balet, anak kecil memiliki kelebihan dibandingkan anak remaja apalagi orang dewasa yaitu mereka memiliki sendi, otot dan tulang yang jauh lebih lentur karena sendi, otot dan tulang mereka masih bertumbuh.
Dari segi penari, tentu hal ini sangat menguntungkan. Keseimbangan dan kelenturan akan lebih mudah dilatih sehingga pada akhirnya progress dan kemajuan latihan pada anak kecil akan jauh lebih cepat dibandingkan remaja dan orang dewasa. Beberapa sekolah balet menganjurkan memulai latihan balet pada usia 6-8 tahun bahkan ada yang menganjurkan di usia 4 tahun.
Dari segi medis, tentu ada hal yang harus diperhatikan dalam tari balet ini, yaitu tingginya angka kejadian bunion (hallux valgus). Bunion adalah deformitas pada jempol kaki, dimana jempol kaki membengkok atau mengarah keluar dari garis tengah tubuh.
Berdasarkan penelitian, Steinberg et al pada 2013, prevalensi bunion pada penari usia muda (usia 8–16 tahun) sangat tinggi (40%), meningkat dari usia pre-pubertal (8–10 tahun: 32.7%) ke usia pubertal (11–13 tahun: 45.6%).
Setelah dilakukan berbagai penelitian, didapatkan beberapa faktor yang bisa menyebabkan bunion pada penari terutama penari dengan usia muda. Faktor utama adalah latihan (teknik dan kebiasaan) yang salah dan kedua adalah faktor genetik. Jumlah latihan perminggu dan pemakaian sepatu balet yang ketat ternyata tidak terlalu signifikan dibandingkan kedua hal tersebut.
Anak kecil mudah membentuk kebiasaan, yang baik maupun yang buruk. Gambar kiri menunjukkan teknik yang benar, sedangkan gambar kanan menujukkan teknik yang salah. Posisi pergelangan kaki dan jempol yang miring dalam menahan berat badan, akan menyebabkan distribusi beban tubuh tidak merata dan menyebabkan penumpukan tekanan pada beberapa titik.
Beberapa gerakan lain dalam balet juga memerlukan jempol sebagai titik tumpu. Teknik yang salah tentu akan memperberat deformitas yang bisa terjadi. Pada kaki anak yang masih dalam masa pertumbuhan, tentu akan hal ini akan menyebabkan arah pertumbuhan tulang menjadi terganggu.
Seiring berjalannya waktu, bunion akan semakin memberat dan akan menimbulkan keluhan nyeri, kesulitan memakai sepatu dan tentu saja tidak baik dalam segi kosmetik. Tatalaksana bunion dimulai dari konservatif (nonoperatif) yaitu merubah pola aktivitas, mengurangi pemakaian sepatu highheel, pengunaan splint sampai akhirnya operatif bila tatalaksana non operatif gagal.
Jadi apakah dari segi medis tidak direkomendasikan untuk memulai balet di usia dini ?
Balet memang merupakan seni tari yang berpotensi menimbulkan masalah pada kaki karena posisi ekstrim pada jempol, pergelangan kaki dan kaki. Hal ini bukan berarti balet tidak boleh pada anak, namun hal penting yang harus ditekankan adalah bagaimana memilih sekolah balet dan guru yang baik sehingga anak akan berlatih dengan teknik yang benar, menghindari kebiasaan buruk yang salah yang dapat menimbukan cedera serta masalah pada pertumbuhan dan perkembangan kaki anak.
Salam,
Dr. Hantonius
]]>